Medan (ANTARA) - Mahasiswa Polbangtan
Medan Dwi Wahyu Ningsih yang melakukan kegiatan pendampingan petani di Desa
Balunijuk, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung
terganggu akibat areal persawahan petani terendam banjir.
"Kita terpaksa bergotongroyong
bersama-sama para petani membersihkan areal sawah yang sempat terendam agar
bisa ditanami padi kembali," katanya yang menghubungi, Rabu (1/7).
Kehidupan petani desanya dalam bertani
sawah menggarap areal sawah lelap (rawa). Rencana awal Juli 2020 mulai musim
tanam. Namun, hujan yang terus menerus mengakibatkan kegiatan tanam terhambat.
"Saat hujan terus menerus beberapa
minggu kebelakang telah menyebabkan debit air sungai naik dan merendam areal
persawahan lelap (rawa) dingin yang hendak di tanami benih padi oleh petani,"
jelasnya.
Gotongroyong dilakukan meliputi
penyiangan gulma-gulma dan semak belukar yang tumbuh di kawasan rawa. Material
lumpur yang terbawa banjir melalui parit dekat persawahan di keruk.
"Setelah itu pembuatan talut atau
dam di tepian parit gunanya agar air arus parit dapat tertahan dan tidak
merusak petak sawah ketika hujan kembali datang," ujarnya.
Dwi menyatakan disamping tidak
mengganggu aktivitas belajarnya melalui metode online akibat COVID-19, kegiatan
membantu petani sudah merupakan dari tugas dan kewajibannya sesuai yang
diamanahkan Polbangtan.
"Bagi saya kegiatan ini merupakan
pengabdian kami (mahaiswa Polbangtan) kepada negara sebagai generasi petani
milenial untuk membantu para petani dalam situasi seperti ini. Tetapi tetap
mengikuti protokol kesehatan," tandasnya.
Apalagi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga sudah menekankan bahwa sektor pertanian harus tetap produktif di masa pandemi COVID-19.
"Demikian Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi juga kata Dwi sudah menegaskan pertanian tidak boleh berhenti, karena petani merupakan garda terdepan dalam penyedia pangan bagi 267 juta masyarakat Indonesia," ujarnya semangat.